Tinawati Andra Soni Serap Aspirasi Warga Pulau Tunda dan Dorong Pemberdayaan Masyarakat
SERANG, Karyanarasi.com – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten Tinawati Andra Soni melakukan kunjungan kerja ke Pulau Tunda, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Senin (20/10/2025). Kehadiran Tinawati bersama rombongan disambut hangat oleh masyarakat setempat yang antusias menyampaikan berbagai aspirasi mulai dari kebutuhan listrik, sarana kesehatan, hingga fasilitas pendidikan menengah.
Dalam kunjungan tersebut, Tinawati bersama sejumlah perangkat daerah melaksanakan berbagai program terpadu. Antara lain Gerakan Pemanfaatan Pekarangan melalui Program Aku Hatinya PKK, fasilitasi penanganan dan penurunan prevalensi stunting, pelatihan peningkatan ekonomi keluarga melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan pembuatan dimsum dan nugget, pemberian bantuan makanan bernutrisi bagi keluarga berisiko stunting, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), serta bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan cadangan pangan bagi masyarakat.
Tinawati menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah daerah, lembaga sosial, dan TP PKK. Hal itu untuk memastikan wilayah terpencil seperti Pulau Tunda mendapat perhatian dan dukungan yang layak dari pemerintah. Ia menegaskan bahwa berbagai persoalan masyarakat perlu disikapi secara menyeluruh.
Tinawati menegaskan, kunjungannya menjadi ajang untuk belanja masalah. “Walaupun bukan di lingkup kebijakan PKK, kami adalah mitra strategis pemerintah yang bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam pemberdayaan perempuan dan lingkungan,” ujar Tinawati.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan akses pendidikan dan fasilitas kesehatan di Pulau Tunda. Dari hasil kunjungan diketahui bahwa sekolah di pulau tersebut baru tersedia hingga jenjang SMP dan satu PAUD.
Selain itu, Tinawati juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan secara produktif sebagai sumber sayur, buah, dan tanaman obat keluarga.
“Pemanfaatan pekarangan bisa mendukung pemenuhan gizi dan menjadikan keluarga lebih mandiri dalam penyediaan pangan,” ucapnya.
Dalam kunjungan ini, Tinawati menegaskan bahwa kesejahteraan keluarga menjadi perhatian utama. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan pemberdayaan, ia berharap masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan penghasilan.
“Semua ini tentu tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari masyarakat. Karena itu, saya berharap semangat gotong royong dan kebersamaan terus dijaga. Insya Allah, Pulau Tunda akan semakin sehat, sejahtera, dan menjadi kebanggaan kita semua,” tutupnya.
Kunjungan ini sendiri dilakukan bersama perangkat daerah di lingkungan Pemprov Banten. Di antaranya Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AKKB), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, serta Baznas Provinsi Banten.
Sementara itu, Kepala Desa Wargasara, Hasim menyampaikan apresiasi atas kunjungan Ketua TP PKK Provinsi Banten beserta rombongan. Ia menilai kedatangan tersebut menjadi semangat baru bagi masyarakat Pulau Tunda dalam memperjuangkan masa depan generasi penerus.
“Ini adalah bekal untuk anak cucu kita nanti,” ujar Hasim.
Ia menjelaskan, sebagian besar warga Pulau Tunda bekerja sebagai nelayan. Saat ini telah terbentuk Koperasi Merah Putih sebagai wadah ekonomi masyarakat. Namun, persoalan utama yang masih dihadapi adalah kebutuhan listrik.
Ia menambahkan, kebutuhan listrik di Pulau Tunda masih bergantung pada genset yang beroperasi selama 12 jam setiap malam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat harus membeli sekitar 220 liter solar per malam dengan harga eceran Rp9.500 per liter, tanpa subsidi pemerintah. Warga pun sering melakukan iuran bersama bahkan dibantu oleh pihak desa ketika dana tidak mencukupi.
“Sejak saya lahir, masyarakat Pulau Tunda belum pernah merasakan listrik menyala 24 jam. Kami sangat berharap ada penerangan penuh setiap hari,” ungkapnya.
Selain masalah listrik, masyarakat Pulau Tunda juga menghadapi kendala akses kesehatan. Mereka sangat membutuhkan ambulans laut karena kapal penumpang dari Pulau Tunda ke Karangantu hanya beroperasi tiga kali dalam seminggu. Kondisi ini menyulitkan pasien rujukan, termasuk ibu hamil berisiko tinggi atau warga yang meninggal dunia di rumah sakit.
Dalam bidang pendidikan, Pulau Tunda hanya memiliki fasilitas hingga tingkat SMP. Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMA atau SMK harus bersekolah di Kota Serang dengan biaya tambahan untuk tempat tinggal. Sementara itu, dalam pengelolaan sampah rumah tangga, masyarakat berharap adanya pendampingan dan bantuan dari pemerintah agar sampah dapat bernilai ekonomis.
“Sampah masih dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di pulau dan dibakar secara sederhana,” paparnya.
Dalam kunjungan ini turut disalurkan berbagai bantuan, antara lain 200 bibit cabai, 50 bibit jahe, dan 50 bibit kunyit untuk 20 anggota PKK Desa Pulau Tunda. Bantuan pencegahan stunting bagi 30 ibu hamil dan balita, 50 paket sembako kebutuhan dasar, bantuan kacamata baca, tongkat lansia, kursi roda, serta 50 paket Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Selain itu, sebanyak 35 peserta mengikuti pelatihan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan tata boga pembuatan dimsum dan nugget. Bantuan bagi keluarga berisiko stunting juga diberikan sebanyak 165 paket berisi daging dan sembako.
(Ratih)