Disperindag Banten Dorong Produk IKM/UKM Masuk ke Jaringan Ritel Modern
BANTEN, Karyanarasi.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten menyelenggarakan kegiatan Pelaksanaan Pemasaran Penggunaan Produk Dalam Negeri melalui Kerjasama IKM/UKM dengan Perusahaan Ritel, bertempat di ruang rapat lantai dua Disperindag Provinsi Banten. Kegiatan ini diikuti oleh pelaku IKM/UKM dari seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Kamis, (25/9/25).
Kepala Disperindag Provinsi Banten, H. Babar Suharso, ST, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kelengkapan izin, mutu produk, hingga strategi pemasaran merupakan faktor penting untuk bisa menembus pasar ritel modern. “Awalnya harus jelas izinnya, kandungan produk, hingga strategi pemasarannya. Kalau sudah masuk ke ritel modern, ada segmen dan kriteria tersendiri. Makanya kita hadirkan pihak ritel agar pelaku usaha mendapat gambaran langsung,” tegasnya.
Babar menambahkan, pemerintah daerah secara konsisten menyiapkan ruang agar produk IKM/UKM bisa masuk ke jaringan ritel modern. Menurutnya, strategi dilakukan dengan menghadirkan berbagai vendor berbeda setiap tahun sehingga semakin banyak UMKM yang berpartisipasi. “Kami ingin setiap tahun jumlah UMKM yang bisa terakses terus bertambah,” katanya.
Terkait evaluasi keberhasilan, Babar menjelaskan indikatornya sederhana, yakni produk diminati konsumen atau tidak. “Kalau produk laku, berarti berhasil. Tapi segmen ritel modern di perkotaan, pedesaan, dan kawasan wisata tentu berbeda-beda. Itu jadi bahan evaluasi kita untuk strategi berikutnya,” jelasnya.
Narasumber pertama, Budi Santoso dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), bagian Corporate Communication, menjelaskan bahwa Alfamart konsisten memberikan ruang bagi UMKM untuk tumbuh bersama. “Kami sudah lama berkoordinasi dengan Disperindag Banten, bahkan beberapa produk sudah melalui kurasi dan terpasang di rak gondola toko-toko kami,” ungkapnya.
Narasumber kedua, Adi Darmawan dari Hypermart Pusat selaku Merchandising Director (MD), juga turut memberikan paparan. Ia menjelaskan bahwa Hypermart merupakan jaringan hypermarket dengan format besar, saat ini memiliki kurang lebih 140 toko di seluruh Indonesia, termasuk 30–40 toko di Jabodetabek. “Untuk di Serang, sejak lima tahun lalu UMKM sudah masuk ke Hypermart Serang dan Cilegon. Bahkan ada pelaku UMKM yang sempat mencapai omzet hingga Rp25 juta per bulan,” terangnya.
Adi menambahkan, meski pandemi sempat berdampak pada perubahan layout toko, pihaknya kini kembali membuka peluang lebih luas. Ia berharap pemerintah Provinsi Banten, khususnya Disperindag, dapat terus mengayomi dan menjadi wadah bagi UMKM. “Kendala utama UMKM ada di pemasaran. Dengan kerjasama ini, minimal kami bisa membantu dari sisi pemasaran agar produk mereka semakin dikenal,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, pelaku UKM asal Kabupaten Pandeglang, Wahyu, turut berkesempatan mempromosikan produknya. Ia memperkenalkan produk kopi bubuk dengan merek “Kopi Puhu” yang diproduksi di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Pandeglang. “Hari ini kami membawa dua produk, yaitu roast bean atau biji kopi sangrai dan kopi bubuk dalam kemasan pouch,” kata Wahyu.
Menurut Wahyu, motivasi utama bermitra dengan perusahaan ritel adalah untuk memperluas jangkauan pemasaran. “Selama ini produk kami baru tersedia di warung-warung di perkampungan. Kami berharap bisa masuk ke minimarket hingga tingkat nasional. Dengan kemasan yang lebih baik, penjualannya tentu bisa meningkat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kerjasama dengan ritel modern diharapkan bisa membawa manfaat besar, terutama dalam meningkatkan omset dan kesejahteraan petani kopi di wilayahnya. “Produk kami diciptakan dari biji kopi pilihan yang ditanam dan diolah masyarakat lokal. Semakin besar pemasaran, maka semakin banyak warga yang merasakan manfaatnya,” ungkapnya.
Wahyu juga menyampaikan pesan dan harapan kepada Disperindag Banten agar terus membuka peluang bagi UMKM. “Kesan kami luar biasa, Disperindag sudah menjadi penghubung bagi pelaku IKM. Pesannya, jangan hanya satu ritel saja, tapi perlu diperluas ke lebih banyak perusahaan dan distributor,” tambahnya.
Keunikan produk Kopi Puhu, menurut Wahyu, terletak pada cita rasa alami sesuai indikasi geografis wilayah Pandeglang. “After taste-nya ada rasa coklat dan kacang tanah, ini khas sekali. Jenisnya Robusta, siap seduh, dan bisa langsung dinikmati oleh keluarga,” jelasnya.
Baik Alfamart, Hypermart, maupun para pelaku UKM berharap kolaborasi dengan Disperindag Banten terus berlanjut. Dengan dukungan bersama, produk-produk unggulan Banten diharapkan semakin dikenal luas, mampu bersaing di pasar nasional, dan memberi manfaat nyata bagi perekonomian daerah.
(Ratih)